• . Pray @ Masjid
    . Sholat berjama'ah di masjid yuk! ^^

Kamis, 30 Juni 2011

Hindari Beramal Namun Sia-Sia



Wahai saudaraku janganlah melelahkan dirimu dahulu dengan banyak melakukan amal perbuatan, karena banyak sekali orang yang melakukan perbuatan, sedangkan amal tersebut sama sekali tidak memberikan apa-apa kecuali kelelahan di dunia dan dan siksa di akhirat. Oleh karena itu sebelum melangkah untuk melakukan amal perbuatan, kita harus mengetahui syarat diterimanya amal tersebut, dengan harapan amal kita bisa diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam masalah ini ada tiga syarat penting lagi agung yang perlu diketahui oleh setiap hamba yang beramal, jika tidak demikian, maka amal terebut tidak akan diterima.

Pertama, Iman Kepada Allah dengan Men-tauhid-Nya
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”(QS. Al- Kahfi:107)
Tempat masuknya orang-orang kafir adalah neraka jahannam, sedangkan surga firdaus bagi mereka orang-orang yang mukmin, namun ada 2 syarat seseorang bisa memasuki surga firdaus tersebut yaitu:

1. Iman
Aqidah Islam dasarnya adalah iman kepada Allah, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Dasar-dasar ini telah ditunjukkan oleh kitabullah dan sunnah rasul-Nya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam sunnahnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan malaikat Jibril ketika bertanya tentang iman:
“Iman adalah engkau mengimani Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kemudian, dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk.” (HR Muslim)

2. Amal Shalih
Yaitu mencakup ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang diperintahkan dalam syariat Allah.
…إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (2) أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agamya yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (All-Mulk : 2)
Al-Fudhail berkata: “Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas dan paling benar.” (Tafsir al-Baghawi, 8:176)

Kedua, Ikhlas karena Allah
Mungkin kita sudah bosan mendengar kata ini, seringkali kita dengar di ceramah-ceramah, namun kita tidak mengetahui makna dari ikhlas tersebut. Ikhlas adalah membersihkan segala kotoran dan sesembahan-sesembahan selain Allah dalam beribadah kepada-Nya. Yaitu beramal karena Allah tanpa berbuat riya’ dan juga tidak sum’ah.
Orang-orang bertanya: “Wahai Abu Ali, apakah amal yang paling ikhlas dan paling benar itu?”.
Dia menjawab, “Sesungguhnya jika amal itu ikhlas namun tidak benar, maka ia tidak diterima. Jika amal itu benar namun tidak ikhlas maka ia tidak akan diterima, hingga amal itu ikhlas dan benar. Yang ikhlas ialah yang dikerjakan karena Allah, dan yang benar ialah yang dikerjakan menurut As-Sunnah.” Kemudian ia membaca ayat:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-Kahfi :110)
Allah juga berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
“Artinya : Dan sipakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?” (An-Nisa’ :125)
Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah. Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan sunnah beliau.
Allah juga berfirman.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
” Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Al-Furqan : 23)
Amal yang seperti debu itu adalah amal-amal yang dilandaskan bukan kepada As-Sunnah atau amal yang dimaksudkan untuk selain Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sesungguhnya sekali-kali engkau tidak akan dibiarkan, hingga engkau mengerjakan suatau amal untuk mencari wajah Allah, melainkan engkau telah menambah kebaikan, derajat dan ketinggian karenanya.”

Ketiga, Sesuai dengan Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dasar dari setiap amal adalah ikhlas dalam beramal dan jujur dalam batinnya sehingga tidak terbesit di dalam pikirannya hal-hal yang merusak amal tersebut, karena segala saesuatu hal yang kita kerjakan harus dilandasi perkara ikhlas ini. Namun, apakah hanya dengan ikhlas saja, amal kita sudah diterima oleh Allah?
Adapun pilar yang ketiga ini yaitu harus sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla. Mayoritas di kalangan masyarakat kita, sanak saudara kita, bahkan orang tua kita melakukan amalan-amalan yang tidak dicontohkan oleh Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan parahnya lagi bisa terjerumus dalam keyirikan. Adapun hadits yang termahsyur yang menjelaskan hal ini:
Dari Ummul Mu’minin, Ummu Abdillah, Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.”
Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil yang syar’i yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah maka tertolaklah amalannya. Oleh karena itu amalan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam merupakan amalan yang sangat buruk dan merupakan salah satu dosa besar.
Wahai saudariku, agama Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-ada suatu amal tanpa dalil) dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada. Dan Agama islam merupakan agama yang sempurna tidak ada kurangnya. Oleh karena itu, jangan ditambah-ditambahi ataupun dikurang-kurangi.
Itulah sekelumit tentang 3 syarat diterimanya suatu amalan. Apabila salah satunya tidak dilaksanakan, maka amalannya tertolak. Walaupun hati kita sudah ikhlas dalam mengerjakan suatu amalan, namun tidak ada dalil yang menjelaskan amalan tersebut atau tidak dicontohkan oleh Rasulullah maka amalannya menjadi tertolak. Begitupula sebaliknya, apabila kita sudah bersesuaian dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam , namun hati kita tidak ikhlas karena Allah ta’ala malah ditujukan kepada selain-Nya maka amalannya pun juga tertolak.
Wallahu a’lam



***
Disadur dari Muslimah.or.id Penulis: Ummu Farroos Anita Rahma Wati Murajaah: Ust Ammi Nur Baits

Sunnah Nabi di Hari Jum'at

Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.



1. Memperbanyak Sholawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)


2. Mandi Jumat
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim). Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


3. Menggunakan Minyak Wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


4. Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” (HR. Bukhari). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat Fathul Bari II/388)


5. Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib
Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)


6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah
“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.” (Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)


7. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)


8. Membaca Surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)
Demikianlah sekelumit etika yang seharusnya diperhatikan bagi setiap muslim yang hendak menghidupkan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di hari Jumat. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa di atas sunnah Nabi-Nya dan selalu istiqomah di atas jalan-Nya.




(www.muslim.or.id, dsarikan dari majalah Al Furqon edisi 8 tahun II oleh Abu Abdirrohman Bambang Wahono)

Liburan Panjang, Jangan Mati Gaya!






Sobat Pelangi LKI pasti udah pada libur panjang, seneng doong.. :D. Tapi, apa temen-temen rela waktu sebanyak itu dibuang gitu aja? Nih kita nemu artikel dari http://muslimuda.org/muslimuda-zone/n-gen/124-jadikan-liburan-kita-berpahala.html, semoga bermanfaat, ^^
“Libur telah tiba, libur telah hore-hore....” kayakknya lagu itu deh yang paling tepat dinyanyiin kalau pas masuk liburan kayak gini. Liburan kenaikan kelas adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Ya,iyalah liburnya lebih lama, 2 minggu pren. Enaknya buat apa ya kalau liburan? Banyak temen-temen kita yang udah buat jadwal wisata saat liburan ada yang ke Jakarta (Ancol), ada yang ke puncah ada yang di rumah aja(waduh kacian banget gak kemana-kemana hehehehe) dan masih banyak lagi deh rencana-rencana wisatanya. Jujur ana nih kalau si penulisnya juga kebingungan ngisi liburan kemana yang bisa bermanfaat dan tidak melalaikan ke kewajibannya. Hehehehe

Temen saya sih ada yang sudah ke Pare belajar Bahasa Inggris sambil liburan ada juga yang Cimari ikut Islamic Camp. Enak ya liburannya bisa menambah ilmu. Eh kalau saya sih ada tips-tips dan kriteria tersendiri dalam ngisi liburan. Sebagai seorang muslim tentunta kita tak boleh meninggalkan syariat Allah ketika bertamasya. Seperti saat berwisata saking asyiknya melupakan shalat wajibnya. Kemudian yang biasanya shalat dhuha gak pernah telat eh pas liburan juga ikut libur. Atau bagai yang perempuan, pengalaman pribadi gak jauh dariku temen sekelasku sendiri yang biasaynya pake’ kerudung eh pas liburan ke mana gitu mahkota pelindungnya dibuka. Wah kalau begitu liburannya gak malah dapat berkah malah dapat sebaliknya dosa.

Begini sobat, Islam itu sebenernya juga mengatur masalah kita untuk bertamasya sebagi refreshingkita. Ya gak mungkinlah 1 tahun penuh sibuk kerja terus tentu ada waktu beberapa hari untuk menenangkan dan merilekskan pikiran kita. Tapi dalam liburannya jangan sampai melalaikan kewajiban kita. Sebagi umat muslim tentu adalah berdakwah yang hukumnya wajib. Mengatakan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Itu adalah yang utama. Sebagimana dalam sebuah hadist Rosulullah: Ustman bin Madh’un datang kepada Nabi Saw, seraya bertanya, “apakah engkau mengizinkanku untuk melakukan pengibirian’. Rosul bersabda,’Bukan termasuk golonganku orang yang melakukan pengibirian dan meminta untuk dikebiri, sesungguhnya pengibirian umatku adalah berpuasa’. Utsman bertanya lagi:,’ Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk melakukan tamasya?’. Rosul bersabda,’Tamasya umatku adalah berjihad dijalan Allah’...........(lalu Ustman bertanya lagi)", Hadist diriwayatkan oleh [Ibnu Al Mubarok, hal 290 no. 845]
Dari sini kan Rosulullah mengatakan tamasya umat islam adalah berjihad dijalan Allah. Yang salah satunya mencegah dari kemungkaran dan mengatakan yang Ma’ruf. Itu lebih utama.jadi kalau tamasya gak bisa melakukan itu ya tau sendiri kan hadistnya.
Ehm... sobat  masa liburan merupakan saat yang ditunggu-tunggu para siswa untuk melepas lelah, rekreasi atau untuk bersenang-senang setelah mereka sibuk dengan aktivitas sekolah, tugas maupun ujian yang melelahkan fisik dan pikiran mereka. Maka sudah seharusnya sebagai para siswa muslim selalu memanfaatkan masa liburan yang ada untuk hal-hal yang bermanfaat, karena setiap detik dari waktu kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akherat kelak.
Menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat hanya akan menimbulkan penyesalan yang mendalam pada akhirnya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Gunakanlah lima perkara sebelum lima perkara lainnya; gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu; masa hidupmu sebelum masa kematiaanmu; waktu luangmu sebelum waktu sibukmu; waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu; waktu kayamu sebelum waktu miskinmu”.
Aktivitas yang bisa para siswa lakukan untuk mengisi masa liburan, hendaknya merupakan aktivitas yang tidak melalaikannya dari mengingat Allah tetapi aktivitas itu justru akan semakin mengenalkan dan mengingatkannya pada Allah. Oleh karena itu, beruntunglah orang yang selalu mengingat Allah baik di saat luang maupun di saat sempit sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, artinya: ”Kenalilah Allah saat kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu sedang susah”.
Aktivitas-aktivitas yang bisa para siswa lakukan di masa liburannya, diantara adalah:
a) Menuntut ilmu syar'i
Kesibukan para siswa dengan aktivitasnya seperti sekolah, mengerjakan tugas dan ujian kerap kali menghalanginya untuk bisa menghadiri majelis-majelis ilmu syar'i. Oleh karena itu, masa liburan yang cukup panjang ini bisa digunakan untuk menambah pemahaman Diennya dengan hadir di majelis-majelis ilmu. Sudah seharusnya para para siswa bersemangat untuk menuntut ilmu syar'i terutama di masa liburannya ini karena banyaknya keutamaan bagi para penuntut ilmu syar'i.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: ”Dan barang siapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju surga”.
Banyaknya kegiatan majelis ilmu terutama di masa liburan janganlah disia-siakan begitu saja, karena jika masa liburan telah usai, mereka akan disibukkan kembali dengan aktivitas-aktivitas sekolah sehingga waktu mereka untuk bisa hadir dalam majelis-majelis ilmu akan berkurang.
b) Memperbanyak membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an.
Sebagai pedoman hidup kaum muslimin maka sudah seharusnya kaum muslimin konsisten untuk membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an. Masa liburan ini merupakan waktu yang tepat bagi para siswa untuk memperbanyak membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an karena banyaknya keutamaan bagi mereka yang selalu membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, artinya: ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”.
Dari Aisyah Radhiallahu 'anha, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Orang yang mahir membaca Al-Qur'an akan bersama kelompok para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dan dia terbata-bata dengan merasa kesulitan dalam membacanya maka dia memperoleh dua pahala”.
Melihat besarnya keutamaan ini maka janganlah sia-siakan waktu hanya untuk berhura-hura mengingat masih banyaknya para siswa yang mereka jarang membuka bahkan membaca Al-Qur'an dengan alasan kesibukan sekolah mereka. Sungguh sangat menyedihkan ketika banyak orang kafir yang mempelajari dan mengagumi Al-Qur'an sementara kita sebagai kaum muslimin tidak mengetahui keagungan Al-Qur'an karena tidak mempelajarinya bahkan menjauhi dan menolak hukum-hukum yang ada didalamnya seperti yang sering terjadi di kalangan kaum muslimin saat ini. Hal ini karena mereka tidak pernah mempelajari Al-Qur'an sehingga tidak mengetahui hikmah di balik hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an.
c) Bersilaturahmi
Masa liburan merupakan saat-saat yang baik untuk mengunjungi, bercengkrama dan bertukar pikiran dengan kerabat maupun saudara. Silaturahmi tidak akan menyibukkan seseorang dari menuntut ilmu, berdakwah atau melakukan kegiatan bermanfaat lainnya karena mengunjungi kerabat dan saudara menyebabkan umur dan rezekinya diberkahi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Barang siapa ingin rezekinya dilapangkan dan umurnya dipanjangkan , hendaklah ia bersilaturahmi”
d) Wisata Alam
Mengunjungi tempat-tempat yang menyuguhkan panorama alam akan menumbuhkan rasa kagum kita pada ciptaan dan kekuasaan Allah. Alam akan mengingatkan kita betapa besar dan agungnya kekuatan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Lihatlah gunung-gunung yang kokoh, deburan ombak yang tiada henti, hamparan laut yang luas dan derasnya aliran sungai, lalu renungkan betapa lemah dan kecilnya diri kita dibandingkan makhluk Allah tersebut, sehingga mengapa kita harus merasa tinggi dan sombong padahal kita tidak mampu merobohkan gunung-gunung, menahan deburan ombak, mengeringkan lautan dan menahan aliran sungai. Renungkanlah pula, gunung-gunung yang besar dan kokoh itupun bersujud pada Allah lalu mengapa banyak manusia yang lemah dan kecil ini enggan untuk bersujud pada Allah? “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Gunakan masa liburan untuk hal-hal yang bermanfaat karena hal itu merupakan salah satu usaha untuk menjadi pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan dan bersemangat untuk melakukan kebaikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang-orang dan lingkungan sekitar. Melakukan aktivitas yang bermanfaat akan menghindarkan para pemuda dari menyia-nyiakan waktu yang itu merupakan kerugian yang lebih besar daripada menyia-nyiakan harta, karena harta yang hilang bisa dicari namun waktu yang hilang tak mungkin bisa kembali.
Menghabiskan masa liburan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat akan melalaikan para pemuda dari mengingat Allah yang terkadang pikiran akan menjadi lemah, lamban dan hilangnya ide-ide cemerlang yang bisa menjerumuskan para pemuda pada tindakan pengrusakan. Oleh karena itu, para pemuda harus berusaha menjauhi aktivitas-aktivitas yang sia-sia dan tempat-tempat maksiat yang menyebabkan lemahnya iman dan hilangnya ide-ide cemerlang, serta lemahnya pemahaman mereka, sedangkan tajamnya pemahaman hanya bisa diasah dengan memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu.
Bisa dikatakan, sebenarnya kita tidak memiliki masa libur atau cuti sebagaimana yang diberikan oleh manusia kepada kita, karena Allah tidak pernah memberi kita masa libur dari beribadah kepada-Nya dan Allah tidak pernah memberi cuti pada malaikat pencatat amal untuk berhenti bertugas dari mencatat segala amal kebaikan dan keburukan kita. Ingatlah! Malaikat pencabut nyawa setiap saat selalu siap untuk mencabut nyawa kita tanpa mengenal masa libur maupun masa kerja kita. Oleh karena itu, berusahalah selalu untuk memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya di setiap tarikan nafas kita.

Perapian Alur Kesekretariatan LKI FKUB

Bismillah.
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (Al Alaq ayat 1)

-Untuk PH, STAF, dan KEPANITIAAN lingkup LKI FK UB 2011-

Untuk konsultasi proposal atau LPJ proker LKI masing-masing departemen,
dapat segera konsul ke PJ Admin yang bertugas di masing2 departemen :

1. Dept BMI dan PSDM => ukhti Tati 0856 423 982 52

2. Dept ICOM => ukhti Farida 0857 461 603 84

3. Dept Urmus => ukhti Kholidah 0852 303 000 90

4. Dept IMED => ukhti Rizzy 0857 350 352 04

5. Dept. KWU dan SYIAR => ukhti Irsyah 081 331 574 875

6. Dept. ITKOM  dan ADMIN dan TAKMIR MNS => ukhti Arik 0857 354 762 62

Jazakumullah Khoir

Departemen Admin LKI FK UB

Free Download Software Belajar Tajwid

Sobat pelangi LKI, gimana, baca Al-Qur'annya sudah bener belum tajwidnya? pingin belajar tapi malu gabung belajar di TPQ sama adek-adek kecil? Nih kita kasih solusi.. download aja software belajar tajwid di bawah ini : 


DOWNLOAD SOFTWARE TAJWID

Daripada liburan dibuat nonton film sampe mabok, mending belajar tajwid doong, :D. Silakan didownload, selamat belajar... :)




source :http://www.indonesiaindonesia.com/f/41187-ilmu-tajwid/

Link Download Murottal Al-Qur'an

Assalamualaikum semua sobat pelangi LKI ^^.. Wah Ramadhan hampir tiba, asik ya.. Ndengerin murattal kayaknya bisa jadi salah satu ladang pahala nih.. silakan download Murottal Al-Qur'an lengkap 30 juz di sini :

Setelah kalian buka link di atas, akan ada daftar nama para Qari' (pembaca Al-Qur'an). Dipilih aja suaranya Qari' yang mana yang temen-temen suka, trus didownload deh.. ^^



Senin, 27 Juni 2011

Tentang LKI FKUB

Lembaga Kerohanian Islam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya a.k.a LKI FK UB merupakan lembaga, rumah, laboraturium, madrasah, yang berusaha menjadi motor penggerak nilai-nilai keIslaman di lingkungan FK UB. LKI bukanlah lembaga yang paling baik dan benar namun LKI berusaha menjadi salah satu lembaga yang bisa istiqomah di dalam jalan dakwah (mengajak kebaikan dan mencegah keburukan) yang siapapun bisa menjadi bagian di dalamnya.

VISI:
“Bersama membangun madrasah pencetak intelektual muslim yang optimal dalam  amal, kokoh dalam dakwah menuju FKUB yang semakin cerah dengan cahaya Qur’an dan Sunnah”


MISI:
1. Menjunjung tinggi sikap hikmah dalam setiap kegiatan.
2.  Mencetak tenaga medis yang berilmu dan berkepribadian Islami.
3.  Menggerakkan seluruh potensi mahasiswa muslim FK UB dengan menjaga kontinyuitas dakwah Islam berlandaskan Alquran dan Assunah.
4.  Menjadikan LKI sebagai lembaga yang profesional dan peduli dengan  kolegium FK UB.
5.  Mencetak kader dakwah yang memiliki kepribadian Islami, Prestatif dan Profesional mengemban amanah untuk semakin mencerahkan civitas akademika di lingkungan FK UB dengan cahaya Islam.
6.  Menjadikan LKI sebagai lembaga dakwah yang turut aktif dalam forum dakwah baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.


     
    Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design