• . Pray @ Masjid
    . Sholat berjama'ah di masjid yuk! ^^

Senin, 08 Agustus 2011

Catatan Tengah Tahun Keputrian LKI FKUB 2011

Bismillah.

Bercermin dengan cermin cekung membuat kita terlihat kecil, muncullah minder dan rendah hati. Bercermin dengan cermin cembuang membuat kita lebih besar, lahirlah kesombongan. bercerminlah dengan cermin datar. Terlihatlah diri sama besar , sama tinggi. Tapi sayang, masih saja ada kebohongan. Yang kiri dikanankan, yang kanan dikirikan.
Maka bercerminlah dengan hati.

[hasdi putra]

Risalah Keputrian LKI FKUB Periode 2011
Ditulis dalam rangka..menuju 4 bulan sebelum tutup buku lembaga periode 2011.
Dipersembahkan khusus Untuk Keputrian tahun 2012, serta di tahun-tahun kedepannya..

Innalillahi wa inna lillahi rooji’un wa subhanallah..
Selama menjadi keputrian ada berbagai bahan uji dan berbagai eksperimen yang diperlukan terjadi di suatu lembaga dakwah syiar, beban atau tekanan kerja di tingkat fakultas atau universitas yang terdapat sedikit perbedaan titik tekan.

Oleh karena itu sebelum menyelesaikan risalah ini, saya ingin saya ingin sekali berterimakasih kepada saudari-saudari saya yang saya cintai karena Allah Swt, Keputrian tingkat Universitas, ukhti Tika Wahyu Winarni, dan seluruh keputrian tingkat fakultas se-Universitas Brawijaya periode 2011, yaitu :
  1. FE-FORSTILING  (Ukhti Ery)
  2. FIA-FORKIM (Ukhti Dwi Tika)
  3. Faperik-FOKSI (Ukhti Yuli)
  4. FT-Al Hadiid (Ukhti Effih)
  5. FISIP-ISSC (Ukhti Lila)
  6. MIPA-FORKALAM (Ukhti Dewi)
  7. FP-FORSIKA (Ukhti Nila)
  8. FTP-Forkita (ukhti Atika)
  9. PKH-An Nahl (ukhti Fitri)
  10. Semoga FH dan FAPET bisa segera menyusul..(tahun 2012,,aminn). Kami sangat merindukan kedua fakultas ini.
Serta seluruh saudara saya di jajaran Kabinet Pelangi LKI FKUB Periode 2011.

Prolog.
Muslimah itu..
Terlihat lembut dan bisa tetap tersenyum menghadapi berbagai cobaan..
Seperti Asma binti Abu Bakar, yang hamil tua dan mampu mendaki gunung untuk memberikan logistik kepada Rosulullah dan ayahnya..
Seperti Ummahat yang baru saya temui (Lulusan S2 Mesir, menjadi dai, dan ibu rumah tangga), yang mengingatkan kami, sebenarnya apa cita-cita tertinggi kita sebagai seorang muslim ?
Seperti semua ibu diseluruh dunia yang bertaruh nyawa demi melahirkan kita..
dan lalu tersenyum bahagia ketika melihat kita..
Seperti anti yang selalu berusaha tersenyum ditengah perjuangan jalan ini..
Innallaha ma’anna.

#1. Tugas tertulis dan tidak tertulis seorang keputrian
1.       Mensepakati mimpi bersama dan titik tekan lembaga apa yang akan kita jalani selama 1 periode ini.
Naah..sebelum menyepakati mimpi bersama ini, sebaiknya bagi seluruh aktivis dakwah kampus telah mempersiapkan diri dengan berbagai bacaan sebagai bekal kehidupan menjalani amanah,,
Rekomendasi berbagai pihak, buku wajib baca aktivis adalah..
Shiroh Nabawi.

Buku wajib mar’ah (perempuan) adalah.
Fiqh Nisa

Mimpi yang saya maksud adalah, hal apa yang ingin kita internalkan selama 1 periode kepengurusan..contohnya, LKI FKUB 2011, ingin menekankan, “Indahnya Pelangi Islam dalam Dekapan Ukhuwah”


2.       Keputrian : membantu menjaga kader akhwat (perempuan)
Maksudnya adalah berusaha seoptimal mungkin terlihat siap ketika bertemu dengan kader kita serta berusaha menanamkan bi’ah (suasana) yang kondusif ketika diperlukan, namun jangan sampai melupakan penanaman nilai kedisplinan. System iqob (hukuman) bisa digunakan. Namun jangan berpikir yang tidak-tidak terlebih dahulu, contohnya iqab yang saya coba terapkan adalah menghafal surat al qur’an atau ada juga, iqob membelikan permen ke seluruh PH.

Menekankan pemahaman terlebih dahulu sebelum beramal.

3.       Berusaha mensupport ikhwan dari sudut pandang perempuan.
satu hal yang saya analisis, bahwa kinerja akhwat cenderung lebih berhati-hati, penuh pemikiran, dan menggunakan perasaan. Sedangkan ikhwan lebih cenderung berani mengambil risiko dan perlu sedikit diingatkan (ada kemungkinan bisa tidak seperti ini)

tsiqoh (percaya sepenuh hati) ke qiyadah merupakan hal utama yang harus selalu kita pegang, saling melengkapi adalah hal yang harus selalu diikhtiarkan. Tunjukkan kita peduli pada saudara kita dengan mengingatkan dengan cara yang ahsan (baik).

4.       Menjaga substansi sebuah keputrian
Prinsip yang kita pegang adalah keterbukaan. Karena orang tidak akan tahu jika kita tidak mengatakan secara langsung, jangan disimpan sendiri jika ada permasalahan, tafadol disharekan ke partner kita atau jajaran pengurus harian akhwat.
Contohnya : terkait masalah keuangan lembaga, sebaiknya perlu disepakati bersama akan alur yang ingin dijalankan, karena siapa tahu, ternyata ikhwan juga ingin ikut mengontrol hal tersebut.
Ketika kita memegang amanah di tataran pengurus inti atau pengurus harian, kemungkinan besar, sikap kitalah yang akan membentuk pola pikir dari kader-kader yang akan kita bina.
Jika ada kepala departemen yang sering izin atau jarang terlihat, sikap kita sepenuhnya adalah 100% selalu berusaha berpikiran positif, karena energy positif kita bisa menular ke jundi-jundi kita.

5.       Mendampingi syuro departemen
Apabila kita pernah mendatangi syuro departemen, kita bisa mengetahui kecenderungan atau muyul dari departemen tsb (saya sering mengasosiasikan dengan jika kita melihat orang yang mengatur tempo ketika menyanyikan lagu kenegaraan, ternyata ada departemen yang memiliki tempo syuro ¾, ½. –maksudnya ada yang cepat, ada yang lambat-). Kita bisa merasakan dinamisasi dan romantisme masing-masing departemen.

6.       Siap terjun langsung ke setiap agenda LDS (Lembaga Dakwah Syiar) serta acara atau peristiwa yang berkaitan dengan kader, dan memperhatikan apakah acara tersebut telah memenuhi muwashofat yang diperlukan.
apakah dari penjaringan massa, munculnya opini public, serta apakah telah sesuai dengan dhowabit yang disepakati sebelumnya.
Ketika menjadi keputrian, insya Allah kita akan mendapat undangan menghadiri event, mengahdiri walimahan, atau ada kader yang keluarganya meninggal, atau ada yang milad, serta undangan pawai bahkan aksi.

Untuk berbagai undangan ini, apabila kita berhalangan hadir, sebaiknya kita izin kepada saudara kita yang mengundang kita tersebut.

7.       Apapun tugas keputrian, keputrian memiliki titik tekan utama yang tidak boleh terlupakan, yaitu..kemuslimahan atau mar’ah.
Ideology seorang keputrian adalah..isu jilbab tidak akan pernah padam..akan terus dan harus kita hidupkan.

8. Yang paling sulit adalah..memberikan teladan.
Pengalaman paling indah adalah ketika kita dalam posisi untuk menjadi murobbi atau pengajar, kita dipaksa untuk belajar kembali akan sesuatu hal serta bisa berbuat sesuai dengan apa yang saya katakan.

#2 Jangan sampai ada permasalahan komunikasi dalam dakwah
Ada hal menarik yang terjadi di suatu departemen..(singkat cerita, di contoh kasus yang nyata ini), akhwatlah yang memliki sifat sedikit belum cepat dalam merespon..dan penyelesaiannya..menggunakan cara haluslah yang selalu lebih berkesan..
Rekan kerja akhwat ini yang notabene adalah ikhwan mengirim sms yang berisi,
“ukhti, apa anti tidak apa-apa? Semoga anti senantiasa dilindungi oleh Allah Swt dimanapun anti berada”.
Banyak cara untuk berkomunikasi selain sms, yaitu chat (YM, Skype), atau bahkan telepon.
Jika merasa perlu adanya syuro internal pengurus inti, sampaikan saja.

#3 Ada 1000 alasan untuk berpikiran positif ke partner kita
Saya melist beberapa alasan yang ternyata tak dinyana, memang benar terjadi, ketika ada suatu permasalahan, saya tanam baik-baik dalam benak saya, bahwa saya beruntung memiliki rekan kerja, dan rekan kerja saya ini pasti memiliki beban hidup yang luar biasa lebih berat daripada saya, serta jika dipikir-pikir kembali, yang akan paling bertanggungjawab di dunia akhirat adalah rekan atau partner kita bukan ?
  1. Tidak punya pulsa
  2. Ketiduran
  3. Sakit
  4. Alat komunikasinya rusak
  5. Tidak ada sinyal
  6. Sedang berbirrul walidain.
  7. Tafadol menambahkan sampai dengan 1000
Apapun alasan yang akan dikemukakan, sebaiknya ketika kita merasa respon kita lama, perlu adanya system klarifikasi mengapa kita merespon lama.untuk meminimalkan dzon atau prasangka yang bisa muncul pada rekan kita, perlu menyebutkan alasan mengapa responya lama itu maksud saya.

#4 Penanaman Dhowabit (Tata tertib)
Kita tidak menyodorkan, tapi menyepakati bersama akan dhowabit yang akan kita jalani bersama.

#5 Jangan terlalu Formal
Ketika bertemu kader, selain bertanya tentang perkembangan departemen, atau kapan proker itu berjalan,,kadang kita juga harus bertanya..
Ukhti, bagaimana kabar ayah dan ibu di rumah ?
Keluarga sehat ?
Anti kenapa kemarin tidak kelihatan ?
Jabat erat tangannya, peluk hangat, dan katakan ukhti..hamasah..innallaha ma’anna.

Atau sms-sms..yang hanya berisi..“Ukhti Firdah, ana uhibbuki fillah”.

#6 BerinisiatiF
Seorang perempuan,,tetap memiliki daya dan kekuatan (la haula walaa quata illa billah), jika kita seorang perempuan bisa menyelesaikan sendiri sesuatu permasalahan atau tugas yang sifatnya membutuhkan kekuatan fisik, apabila bisa kita lakukan sendiri, maka sebaiknya kita lakukan sendiri..jangan terburu-buru meminta bantuan rekan kerja kita yang ikhwan.
Serta, apabila kita mempunyai inisiatif baru untuk dinamisasi lembaga, sebutkan saja langsung ke rekan kerja kita, seperti ketika kita ingin menyampaikan bahwa saya sanggup mengirimkan sms tausiyah ke ketua lembaga lain di fakultas saya, atau ingin mengadakan silaturahim pengurus (mendatangi rumah pengurus tersebut) langsung izin dan sampaikan ke rekan kerja kita tersebut.
Selagi kita beramanah lakukan apa yang ingin kita lakukan..

#7 Apa sih prestasi  lembaga dakwah itu ?
Dengan mantap saya ingin menyatakan bahwa prestasi sebuah lembaga dakwah adalah, berhasilnya menanamkan adab, nilai keislaman pada kader, oleh karena itu, tepat waktunya dimulainya syuro, kader yang syari adab perizinannya, dan kader yang secara sembunyi-sembunyi mengingatkan kadep atau sekdepnya untuk menegur atau mengingatkan, merupakan sebuah prestasi di mata saya pribadi.

#8 Kadang perlu sesuatu di luar kebiasaan.
Agenda mabit (menginap bersama) dan riyadoh bersama perlu diadakan, bahkan agenda  evaluasi lembaga oleh DPM, saya sangat bersyukur sekali karena membuat seluruh kader LKI bisa merasakan sesuatu selain syuro dan menjalani proker.
Bisa juga mengagendakan foto bersama seluruh pengurus.

#9 Keluarlah dan lihat kehidupan Fakultas atau Universitas Lain.
Maksudnya melihat jejak dakwah yang ada, bagaimana nyaman dan beruntungnya kita, sehingga saya pribadi merasa bersalah sekali, ketika saya beramanah di sini, kita belum menjalani secara optimal amanah yang kita emban.
Ketika LDK Poltekes Malang berkunjung ke LKI, betapa bahagianya kami dari LKI melihat bahwa ternyata dakwah tidak hanya ada di bumi brawijaya, namun juga di seluruh kampus di Malang bahkan Indonesia.

#10 “Saya ini manusia biasa ?”, apa benar ?
“saya ini manusia biasa !!!”
Kalimat diatas, bukanlah hal yang bisa menjadi alasan utama, banyak sekali alasan lain yang bisa muncul sebenarnya.
Sehingga seideal apapun yang saya tuliskan kadang tetap saja, disuatu saat kehidupan kita, muncullah rasa kesal, rasa jenuh, rasa tidak positif apapun itu..
dan saya ingin menshare sesuatu yang saya pegang erat-erat, hal yang saya tiru dari ibu saya ketika menghadapai adek saya (Primadana Prasetyo) yang beranjak dewasa.
Ketika adek saya (melakukan sesuatu), ibu saya mengatakan Alhamdulillah…
Ketika adek saya secara jujur bisa dibilang belum menurut pada orang tua, ayah saya berkata..ayah senang adek jujur tidak menurutnya..daripada dibelakang ayah nakal..daripada nakalnya sembunyi-sembunyi..alhamdulillah…

Jadi ketika rasa kesal, marah, atau apapun itu muncul..
Sederhana saja..bilang..alhamdulillah…
dan yakini bahwa Allah Swt lah yang sebaik-baik akan membalas segala perbuatan.

karena jundi yang dihadapan kita sekarang adalah jundi pilihan yang Allah Swt pilihkan buat saya..
karena saudara disamping kita sekarang adalah saudara pilihan Allah swt..
dan selalu ingat kebaikan orang yang sekarang membuat kita marah atau kesal itu.

#11 Dan Tubuh itu juga merupakan amanah (Qowiyyul Jism)
tidak hanya akademik dan aktivitas yang merupakan amanah.

Raga yang kuat memerlukan asupan zat gizi yang ideal pula.
saya punya asosiasi menarik..
Semakin bersih kacamata kita maka apapun yang kita lihat tetap putih dan bersih..(seperti hati kita yang akan merasa jeg..merasa tidak nyaman ketika melihat kemunkaran).
Seperti itulah dengan..
Semakin jernih urin kita..maka itu mengindikasikan tubuh kita yang sehat.

Ketika kita berpuasa (risalah ini ditulis ketika Ramadhan 1432 H), akan banyak godaan untuk mengkonsumsi banyak hal..padahal hakikatnya..kadang tubuh kita lebih merasa nyaman untuk meminum segelas air putih biasa dan 3 butir kurma.

#12 Amar ma’ruf (berbuat kebaikan), Nahi munkar (mencegah kemunkaran) tidak bisa kita pisahkan.
Kadang ketika melihat saudara kita yang perempuan sedang berbicara berdua dengan laki-laki, jika saya pribadi, jujur muncul rasa yang tidak tenang, oleh karena itu, apapun kata hati nurani kita keluarkan.. lakukanlah..jangan sampai menyesal..jika nurani bilang.. seharusnya ada yang menemani…langsung saja dekati untuk menemani..jangan sampai menyesal..(karena diam tidak selamanya emas).

#13 Belajarlah dimana saja.
sudah mulai putuskan kehidupan pasca S1 kita apa, tetapkan tujuan, sehingga kita semakin mantap melangkah..jika diumpamakan..
Tata : saya mau ke arjosari..maka saya pun mantap menunggu angkot AL.
(menunggu di pinggir jalan, menunggu angkot AL)
beda jika saya sudah bingung mau kemana bukan ?

serta, kader-kader kita itu adalah kader yang berasal dari Lampung, Padang, Riau, Gorontalo, Aceh, Sragen, Jakarta, Malang, Balikpapan, serta seluruh daerah di Indonesia. sehingga periayahan (penjagaan) secara akademik, fikriyah, serta jasadiyah juga harus diniatkan untuk menyukseskan Indonesia kedepannya.

masih terus direvisi
Jazakumullah khoir.

Primanita Setyowati
primanitata@yahoo.com

Maroji :
1.RDM (Risalah Dakwah Muslimah) UAKI UB Tahun 2009
2.Menuju Kampus Madani, Ridwansyah Yusuf Akhmad, Tahun 2010
3. Shiroh Shahabiyah
4. Kajian Fiqh Nisa
5. Saat berharga untuk anak kita, Muhammad Fauzil Adhim Tahun 2009
6. Shiroh Nabawi
7. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Cetakan keenambelas, 2009

Senin, 04 Juli 2011

Why Muslims?

Video yang menceritakan, ketika seseorang mendapat perlakuan yang tak sewajarnya karena ia seorang muslim..


Sudahkah Anda Berjilbab Dengan Benar, Saudariku? :)


Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab: 59)

Minggu, 03 Juli 2011

Beberapa Kesalahan Manusia Dalam Masjid





Masjid adalah tempat pembinaan umat yang sangat penting. Di tempat yang mulia ini ada adab-adab yang perlu diperhatikan ketika kita berhubungan dengan masjid, namun banyak kaum muslimin yang melalaikan adab-adab tersebut padahal mereka berada di rumah-rumah milik Alloh. Di sini insya Alloh akan sedikit dibahas beberapa kesalahan yang paling sering terjadi.



Memakai Pakaian yang Tidak Bagus Ketika Sholat
Kaum Muslimin yang semoga dirohmati Alloh Ta’ala, Alloh tidak hanya memerintahkan kita untuk sekedar memakai pakaian yang menutup aurot, akan tetapi memerintahkan kita pula untuk memperbagus pakaian apalagi ketika ke masjid. Alloh berfirman, “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al A’raf: 31). Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa kita disunnahkan berhias ketika sholat, lebih-lebih ketika hari jumat dan hari raya. Dan termasuk perhiasan adalah siwak dan parfum.
Namun sekarang banyak kita jumpai kaum muslimin yang ketika pergi ke masjid hanya mengenakan pakaian seadanya padahal ia memiliki pakaian yang bagus. Bahkan tidak sedikit yang mengenakan pakaian yang penuh gambar atau berisi tulisan-tulisan jahil. Akibatnya, mau tidak mau orang yang ada dibelakangnya akan melihat dan membaca sehingga rusaklah konsentrasinya.


Tidak Meluruskan Shof dan Enggan di Shof Pertama
Di banyak masjid, kerapian, kelurusan dan kerapatannya shof sholat berjamaah seringkali diabaikan. Padahal shof yang tidak rapat akan mengganggu ketenangan sholat. Rosululloh bersabda, “Luruskanlah shofmu atau Alloh akan menaruh permusuhan dan kemarahan dalam hati kalian.” (HR. Muslim). Sahabat Nu’man bin basyir rodhiyallohu ‘anhu berkata, “Kami melihat salah satu di antara kami menyentuhkan pundaknya dengan pundak temannya.” Bahkan Imam Bukhori dalam kitab shohihnya beliau membuat satu judul bab, “Bab hendaknya pundak menyentuh pundak dan kaki menyentuh kaki dalam pengaturan shof.”
Selain itu, kadang seseorang malas berada di shof pertama dan lebih suka berada di shof belakang. Bahkan ia malah mempersilakan orang lain mengisi shof pertama sementara ia sendiri ada di belakang. Rosululloh bersabda, “Andaikan manusia tahu betapa besar pahala orang yang menjawab adzan dan shof yang pertama, lalu ia tidak mendapatkannya kecuali dengan undian tentu ia akan mengikutinya.” (HR. Bukhori)


Berjalan Tergesa-Gesa dan Tidak Segera Sholat Bersama Imam Ketika Masbuq
Seorang yang khawatir ketinggalan sholat (masbuq) hendaklah tetap berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa apalagi sampai berlari untuk menuju ke masjid. Rosululloh bersabda, “Jika kalian mendengarkan iqomat, hendaklah berjalan untuk sholat. Wajib bagimu untuk mendatanginya dengan tenang dan janganlah lari terburu-buru. Apa yang kalian dapati bersama imam maka kerjakanlah dan yang kurang sempurnakanlah.” (HR. Bukhori)
Kadang ada makmum masbuq yang ketika mendapati imam yang sedang sujud tidak segera takbirotul ihrom dan sujud, tetapi justru menunggu sampai imam berdiri. Perbuatan ini bertentangan dengan sunnah, berdasarkan hadis di atas dan hadits: “Sesungguhnya imam itu dijadikan panutan, jika ia bertakbir maka bertakbirlah, jika ia sujud maka bersujudlah dan jika ia bangun maka bangunlah.” (HR. Muslim)


Jual Beli Dalam Masjid
Jual beli di dalam masjid hukumnya haram, berdasarkan hadits: “Apabila kalian melihat orang menjual atau membeli barang dalam masjid maka katakan kepadanya: ‘Semoga Alloh tidak memberi keuntungan dalam jual-belimu’.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini juga memerintahkan kita yang melihatnya untuk mengatakan: ‘Semoga Alloh tidak memberi keuntungan dalam jual-belimu’ sebagai teguran dalam bentuk doa, karena memang masjid dibangun bukan untuk jual beli. Wallohu a’lam bish showab.


***
Penulis: Abu Yusuf Johan
Artikel www.muslim.or.id

Bila Ikhwan Nyari Gebetan!!!



Ikhwan nyari gebetan? Gak salah nih? Eit, jangan su’udzon dulu ya. Meski panggilan ikhwan identik dengan cowok pengajian, mereka juga kan manusia. Sama seperti cowok laen. Punya rasa punya hati dan nggak punya antivirus merah jambu. Itu artinya, ikhwan juga bisa kepeleset jatuh hati ama pesona lawan jenisnya. Terutama pada kalangan cewek pengajian yang biasa dijuluki akhwat. Soalnya mereka kan beraktivitas pada dunia yang sama. Dunia dakwah gitu, lho. Wajar dongs!
Bedanya ama cowok laen, cowok pengajian mungkin lebih punya pertimbangan mateng untuk jatuh cintrong. Ciiee, sori bukan narsis lho. So, nyari gebetan di sini bukan berarti nyari gandengan yang bisa diajak kencan atau jalan berduaan. Tapi untuk diajak serius melabuhkan cintanya di jalan yang halal. Loving you, Merit yuk? Enak..enak..enak..!
Nah, kali ini kita mo ngorek informasi dari temen-temen ikhwan seputar komentar tentang Liga Champions, eh tentang akhwat idaman mereka. Informasi berharga nih. Penasaran? Yuk!

Akhwat idaman di mata ikhwan
Ngobrolin soal akhwat nggak bisa lepas dari sikap, karakter, dan aktivitas dakwahnya yang dengan mudah tercium oleh ikhwan. Ada yang lincah kayak bola bekel, ada yang rame mirip Nirina Zubir, ada yang aktif banget sampe nggak terlalu mikirin penampilan yang seadanya, dan lain sebagainya. Pokoknya mah bervariasi banget deh. Tapi, seperti apa sih akhwat yang disukai ikhwan?
Seorang teman dari negeri jiran, Hadi, via FS (Friendster)-nya ngasih komentar: “..perempuan yang aku suka adalah sejuk mata memandang dek terlihat keluhuran akhlaknya menjadi sumber ketenangan jiwa bila hati bergelora”.
Kalo menurut ‘penkhianatyangtelahmusnah (pytm)’ dalam YM(Yahoo Messenger)-nya, “yang jelas ngaji. Masalah pendiem, kalem, jaim, rame itu mah selera. Rame asyik dibawa ngobrol. Kalem asik kayak punya bidadari yang bisa diapain. Hahaha…”
Lain lagi pendapat Zubair, mahasiswa ITB (Kimia) 2002, akhwat yang disukainya adalah yang….”Pandai berkomunikasi dalam bentuk verbal, sehingga dengan modal dasar ini mudah-mudahan setiap masalah yang ada mampu dikomunikasikan dan diselesaikan dengan kepala dingin, bahkan jadi modal yg sangat cukup untuk dakwah”.
Gimana dengan akhwat yang agak agre. Maksute, akhwat yang punya inisiatif berjuang setengah hidup nyari info tentang ikhwan idamannya. Walau diam-diam, tapi aktif tanya sana-sini-situ. Mungkin udah ngebet kali ye ama ikhwan incarannya en takut keburu dicantol ama yang laen. Hehehe….
‘pytm’ dan ‘javanehese2000’ bilang saat chatting, akhwat agre bukan tipe yang disukainya. Lantaran khawatir timbul fitnah bin gosip yang nggak bisa dipertanggungjawabkan. Mereka lebih suka yang kalem. Akhwat banget, gitu lho. Rada pendiem en bisa jaim di tempat umum. Mungkin tipe-tipe akhwat yang nunggu diajuin proposal ama ikhwan gitu deh. Kayak mo tujuh belasan pake ngajuin proposal? Hihihi…
Tapi bagi Zubair, akhwat agre adalah tipe kesukaannya. “…karena kalo orangnya terlalu pendiem, kita nggak tau secara persis keadaan dia kayak gimana, kalo agresif alias ekspresif kan enak tuh, kalo ada masalah ketahuan jadi mungkin kita bisa bantu tolong.” Dengan kata lain, doi nggak gitu nyetel ama akhwat yang kalem, “... soalnya kalo yang kalem susah ditebak isi hatinya”.
Oh ya, untuk tipe agresif meski nggak umum di kalangan akhwat, bukan berarti ‘cela’ lho. Karena Siti Khadijah pun termasuk yang ‘agresif’ hingga berani menawarkan diri kepada Muhammad bin Abdullah setelah terpikat oleh sifat dan karakter beliau.
Oke deh sobat, itu segelintir komentar temen-temen ikhwan tentang tipe akhwat yang disukainya. Yang pasti, mau yang agre ataupun kalem, semuanya sama baiknya selama sholehah. Tinggal pandai-pandainya kita aja mensikapinya. Dan yang nggak kalah pentingnya, akhwat yang bersangkutan suka juga ama kita. Biar nggak bertepuk sebelah tangan. Huehehe...

FBI= Female Bidikan Ikhwan
Sobat, dari komentar ikhwan-ikhwan yang kena todong STUDIA pas ditanya soal akhwat idaman, mereka nangkepnya lagi ditanya soal sosok yang bakal jadi istrinya. Geer banget kan? Tapi wajar aja sih kalo kegeeran, itu kan gejala normal seorang jomblo. Padahal untuk calon istri, mungkin lebih khusus lagi kriterianya. Kayak gimana sih?
Menurut Anas, “Tipe yang Anas suka..tipe yang memang benar-benar pantas jadi istri. Simpel kan? Dia harus bisa jadi benteng pertama dari sisi apapun bagi anak-anaknya..karena (mungkin) tugas suami adalah mencari nafkah (cenderung keluar)..”
Kalo pendapat Zubair, “...Sopan, cukup ekspresif, pandai komunikasi, wajah lumayan cantik, kulitnya putih kalo bisa enn sabar. Bahkan kalo ada sih yang ilmu keislamannya baik + akhlaknya baik, jadi bisa ngingetin kita kalo salah...”
Namun kini, kondisi yang meminta kehadiran wanita di dunia kerja tak bisa dihindari. Ada aja akhwat yang sudah kerja di kantoran, menjadi buruh pabrik, atau pengen kerja meski udah merit. Gimana dengan akhwat model gini?
Kalo buat pytm, “..pengennyah sih punya istri tuh di rumah ajah. Meski bisa dongkrak ekonomi dalam negeri, tapi tetep ajah amanah di rumah lebih gede. Boleh kerja tapi di sekitar rumah. Ga boleh jauh. Trus yang ringan. Jadi guru TK ato apalah...”
Sobat, sosok FBI alias female bidikan ikhwan sepertinya nggak harus punya kelebihan secara fisik, status sosial, suku, status pendidikan, atau dandanan. But, nggak berarti cuek banget, hanya saja bukan prioritas. Itu aja kok. Nggak lebih.

Syakhsiyahmu yang kumau
Bagi bagi seorang ikhwan, mikir-mikir dulu kalo mau menominasikan lawan jenis yang cuma punya kelebihan di penampilan fisik sebagai idaman. Apa pasal?
Pertama, penampilan fisik itu sifatnya sementara. Bakal habis bin pudar dimakan usia atau bisa rusak karena musibah. Kalo kita matok rasa suka bin cinta cuma lantaran fisik, siap-siap aja kehilangan keindahan yang memikat kita itu. Nggak bener-bener cinta tuh kayaknya.
Kedua, lawan jenis yang diidamkan bukan cuma untuk mengisi ruang khayal semata, jadi bahan gosipan di antara teman, atau buat nemenin ke kondangan. Lebih dari itu, akhwat idaman berarti seseorang yang ditargetkan untuk menjadi istri, ibu dari anak-anak, mitra dakwah, sekaligus seorang sahabat dekat yang mengingatkan kala khilaf dan memompa semangat kita saat dirundung musibah. Semua peran itu dilahirkan dari pemahaman Islam dan kedewasaan dalam bersikap pada diri seorang akhwat, bukan dari penampilan fisik. Catet tuh!
Kondisi ini mengingatkan kita pada sebuah hadits: “Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki adalah istri shalilah yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia bisa menjaga kehormatanmu, dirinya, dan hartamu; kendaraan yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai yang penuh kasih sayang.” (M. Fauzhil Adhim, ‘Kupinang Engkau dengan Hamdallah’)
Nah sobat, sepertinya kepribadian (syakhsiyah) seorang akhwat yang tercermin dalam caranya berpikir dan bersikap sesuai aturan Islam layak jadi ukuran standar bagi kaum Adam untuk memilih istri. Kalo emang bener mo ngebangun rumah tangga yang sakinah mawahdah, wa rohmah. Tapi bukan berarti kita ngelarang kamu pake pertimbangan fisik lho. Silahkan aja kalo mo pake standar ideal: cantik, kaya, sholihah, dan mau ama kita. Tapi kalo kriteria itu nggak ada, cukup asal mau ama kita, sholihah, kaya dan cantik. Yeee...itu mah sama aja atuh!
Ups! Maksute relakanlah predikat sholehah dari seorang wanita yang menerima cinta kita mengalahkan ego kita untuk dapetin yang cantik atau tajir. Yakin deh, selalu ada inner beauty dan kekayaan yang tak ternilai oleh materi pada diri seorang wanita sholehah (pengalaman nih ceritanya, huhuy!). Yes!
Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya semata, boleh jadi kecantikannya itu akan membawa kehancuran. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya semata, boleh jadi kekayaannya itu akan menyebabkan kesombongan. Tapi nikahilah wanita itu karena agamanya, sesungguhnya budak wanita yang hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (daripada wanita kaya dan cantik yang tidak taat beragama).” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Jangan egois dong!
Allah swt berfirman:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). ..” (QS an-Nûr [24]: 26)
Dari ayat itu, Allah emang Maha Adil. Dia menjanjikan wanita yang baik untuk pria yang baik pula. Sebagaimana layaknya Aisyah r.a. menjadi istri Nabi saw. Pria yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula. Itu berarti kalo pengen dapetin akhwat yang sholehah, kita juga kudu sholeh dong. Jangan cuma mikirin keinginan diri sendiri. Nggak adil tuh. Mengidamkan akhwat yang baik tapi kitanya sendiri jeblok. Karena kaum hawa juga berhak mendapatkan tipe-tipe primus alias pria mushola yang sholeh. Tul nggak sih?
Makanya kita jangan egois. Kita juga punya kewajiban yang sama seperti kaum Hawa untuk memoles kepribadian dan menghiasinya dengan akhlak Islam. Percaya deh, syakhsiyah Islam akan membantu kita untuk lebih bijak dalam mensikapi hidup. Kita jadi punya standar untuk berbuat atau menilai suatu perbuatan. Termasuk dalam memilih istri. Nggak asal nunjuk. Trus, di mana kita bisa dapetin syakhsiyah Islamiyah?
Yang pasti, syakhsiyah Islam nggak dijual bebas di pinggiran jalan, klub malem, pub, atau diskotek. Tapi kita bisa dengan mudah dapetinnya di forum-forum pengajian. Yup, di tempat pengajian kita diperkenalkan lebih dalam dengan Islam dan aturan hidupnya yang sempurna dan cocok buat kita. Ini yang bisa menjadi benih tumbuhnya syakhsiyah Islamiyah. Perlu perawatan yang rutin dengan getol mengkaji Islam jika kita ingin pertumbuhannya sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan dibubuhi pupuk keikhlasan semata-mata ingin dapetin ridha Allah (bukan cuma pengen dapet calon istri solihah.. ehm..), syaksiyah Islam akan mengantarkan kita pada predikat kemuliaan. Di hadapan manusia, dan yang menciptakan manusia. Bukankah ini yang kita harapkan?
So, jangan tunggu hari esok. Mari kita sama-sama menjadi bagian dari generasi anak ngaji (Ngaji Generation). Membentuk syakhsiyah pada diri kita dan menanamkan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Sekaligus memperkuat barisan perjuangan untuk memuliakan diri kita, Islam, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Moga-moga Allah masukin kita dalam daftar orang-orang yang berhak dapetin pasangan hidup yang sholeh/sholehah. Mau dong? Yuuuk


sumber : http://dhanysite.blogspot.com/

Membolehkan Pacaran? Sebuah Pendekatan Positif

Karya : Ustadzcinta_manajemen
 
tentang-pernikahan.com - 1. Silahkan pacaran asal jangan ketahuan Tuhan
Ya, silahkan si remaja pacaran asal tidak ketahuan Tuhan. Mau di dalam gua, di tengah hutan, di puncak gunung yang sepi, di kuburan tengah malam, terserah. Pokoknya tempat yang tidak Tuhan ketahui.

2. Silahkan pacaran asal jangan asyik berdua
Silahkan pacaran saja tapi jangan pernah berduaan. Ajaklah adik, kakak, orang tua, om, tante, kakek, nenek, tetangga, pokoknya rame-rame. Jika cuma ingin berdua, lebih baik di rumah saja bersama mama dan papa.

Setelah menguraikan dua syarat ini, mungkin remaja akan mengeluh, "Ye... sama aja bohong."

Memang. Dua syarat di atas hanyalah taktik. Sebuah pendekatan yang lebih bersahabat. Pesan yang ingin disampaikan juga larangan, tapi disampaikan lebih manis. Si remaja akan tersenyum setelah mendengar nasehat ini. Bandingkan jika belum apa-apa si remaja sudah dilarang, dihakimi, dimarahi. Ia akan memasang jarak dan enggan curhat lagi dengan orang yang melarang.

Mungkin pendekatan positif masih terasa asing bagi kita. Sejak kecil kita terbiasa dididik dengan pendekatan negatif:

"Jangan nakal! Nanti ditangkap polisi."
"Kalau bandel nggak akan mama kasih uang Jajan."
"Shalat yang bener! Kalau nggak, kamu bisa masuk neraka!"

Padahal kita bisa menasehati dengan bijak. Memilih kata dan kalimat yang tepat, disampaikan dengan penuh kelembutan.
"Jadi anak manis, ya. Supaya Mama dan Papa tambah sayang sama kamu"
"Ayo yang rajin. Nanti uang jajannya dikasih lebih"
"Shalat ya, Sayang. Biar kita sama-sama masuk surga."

Pendekatan positif. Memang masih asing. Tapi jika hasilnya lebih baik, kenapa kita tak mencobanya. Selamat mencoba! (Koko Nata)

Kamis, 30 Juni 2011

Hindari Beramal Namun Sia-Sia



Wahai saudaraku janganlah melelahkan dirimu dahulu dengan banyak melakukan amal perbuatan, karena banyak sekali orang yang melakukan perbuatan, sedangkan amal tersebut sama sekali tidak memberikan apa-apa kecuali kelelahan di dunia dan dan siksa di akhirat. Oleh karena itu sebelum melangkah untuk melakukan amal perbuatan, kita harus mengetahui syarat diterimanya amal tersebut, dengan harapan amal kita bisa diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Di dalam masalah ini ada tiga syarat penting lagi agung yang perlu diketahui oleh setiap hamba yang beramal, jika tidak demikian, maka amal terebut tidak akan diterima.

Pertama, Iman Kepada Allah dengan Men-tauhid-Nya
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”(QS. Al- Kahfi:107)
Tempat masuknya orang-orang kafir adalah neraka jahannam, sedangkan surga firdaus bagi mereka orang-orang yang mukmin, namun ada 2 syarat seseorang bisa memasuki surga firdaus tersebut yaitu:

1. Iman
Aqidah Islam dasarnya adalah iman kepada Allah, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Dasar-dasar ini telah ditunjukkan oleh kitabullah dan sunnah rasul-Nya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam sunnahnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan malaikat Jibril ketika bertanya tentang iman:
“Iman adalah engkau mengimani Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kemudian, dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk.” (HR Muslim)

2. Amal Shalih
Yaitu mencakup ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang diperintahkan dalam syariat Allah.
…إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (2) أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agamya yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3)
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (All-Mulk : 2)
Al-Fudhail berkata: “Maksud yang lebih baik amalnya dalam ayat ini adalah yang paling ikhlas dan paling benar.” (Tafsir al-Baghawi, 8:176)

Kedua, Ikhlas karena Allah
Mungkin kita sudah bosan mendengar kata ini, seringkali kita dengar di ceramah-ceramah, namun kita tidak mengetahui makna dari ikhlas tersebut. Ikhlas adalah membersihkan segala kotoran dan sesembahan-sesembahan selain Allah dalam beribadah kepada-Nya. Yaitu beramal karena Allah tanpa berbuat riya’ dan juga tidak sum’ah.
Orang-orang bertanya: “Wahai Abu Ali, apakah amal yang paling ikhlas dan paling benar itu?”.
Dia menjawab, “Sesungguhnya jika amal itu ikhlas namun tidak benar, maka ia tidak diterima. Jika amal itu benar namun tidak ikhlas maka ia tidak akan diterima, hingga amal itu ikhlas dan benar. Yang ikhlas ialah yang dikerjakan karena Allah, dan yang benar ialah yang dikerjakan menurut As-Sunnah.” Kemudian ia membaca ayat:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-Kahfi :110)
Allah juga berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
“Artinya : Dan sipakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?” (An-Nisa’ :125)
Menyerahkan diri kepada Allah artinya memurnikan tujuan dan amal karena Allah. Sedangkan mengerjakan kebaikan ialah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan sunnah beliau.
Allah juga berfirman.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
” Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Al-Furqan : 23)
Amal yang seperti debu itu adalah amal-amal yang dilandaskan bukan kepada As-Sunnah atau amal yang dimaksudkan untuk selain Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sesungguhnya sekali-kali engkau tidak akan dibiarkan, hingga engkau mengerjakan suatau amal untuk mencari wajah Allah, melainkan engkau telah menambah kebaikan, derajat dan ketinggian karenanya.”

Ketiga, Sesuai dengan Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dasar dari setiap amal adalah ikhlas dalam beramal dan jujur dalam batinnya sehingga tidak terbesit di dalam pikirannya hal-hal yang merusak amal tersebut, karena segala saesuatu hal yang kita kerjakan harus dilandasi perkara ikhlas ini. Namun, apakah hanya dengan ikhlas saja, amal kita sudah diterima oleh Allah?
Adapun pilar yang ketiga ini yaitu harus sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla. Mayoritas di kalangan masyarakat kita, sanak saudara kita, bahkan orang tua kita melakukan amalan-amalan yang tidak dicontohkan oleh Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan parahnya lagi bisa terjerumus dalam keyirikan. Adapun hadits yang termahsyur yang menjelaskan hal ini:
Dari Ummul Mu’minin, Ummu Abdillah, Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.”
Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil yang syar’i yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah maka tertolaklah amalannya. Oleh karena itu amalan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam merupakan amalan yang sangat buruk dan merupakan salah satu dosa besar.
Wahai saudariku, agama Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-ada suatu amal tanpa dalil) dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada. Dan Agama islam merupakan agama yang sempurna tidak ada kurangnya. Oleh karena itu, jangan ditambah-ditambahi ataupun dikurang-kurangi.
Itulah sekelumit tentang 3 syarat diterimanya suatu amalan. Apabila salah satunya tidak dilaksanakan, maka amalannya tertolak. Walaupun hati kita sudah ikhlas dalam mengerjakan suatu amalan, namun tidak ada dalil yang menjelaskan amalan tersebut atau tidak dicontohkan oleh Rasulullah maka amalannya menjadi tertolak. Begitupula sebaliknya, apabila kita sudah bersesuaian dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam , namun hati kita tidak ikhlas karena Allah ta’ala malah ditujukan kepada selain-Nya maka amalannya pun juga tertolak.
Wallahu a’lam



***
Disadur dari Muslimah.or.id Penulis: Ummu Farroos Anita Rahma Wati Murajaah: Ust Ammi Nur Baits

Sunnah Nabi di Hari Jum'at

Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.



1. Memperbanyak Sholawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)


2. Mandi Jumat
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim). Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


3. Menggunakan Minyak Wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


4. Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” (HR. Bukhari). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat Fathul Bari II/388)


5. Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib
Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)


6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah
“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.” (Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)


7. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)


8. Membaca Surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)
Demikianlah sekelumit etika yang seharusnya diperhatikan bagi setiap muslim yang hendak menghidupkan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di hari Jumat. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa di atas sunnah Nabi-Nya dan selalu istiqomah di atas jalan-Nya.




(www.muslim.or.id, dsarikan dari majalah Al Furqon edisi 8 tahun II oleh Abu Abdirrohman Bambang Wahono)

Liburan Panjang, Jangan Mati Gaya!






Sobat Pelangi LKI pasti udah pada libur panjang, seneng doong.. :D. Tapi, apa temen-temen rela waktu sebanyak itu dibuang gitu aja? Nih kita nemu artikel dari http://muslimuda.org/muslimuda-zone/n-gen/124-jadikan-liburan-kita-berpahala.html, semoga bermanfaat, ^^
“Libur telah tiba, libur telah hore-hore....” kayakknya lagu itu deh yang paling tepat dinyanyiin kalau pas masuk liburan kayak gini. Liburan kenaikan kelas adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Ya,iyalah liburnya lebih lama, 2 minggu pren. Enaknya buat apa ya kalau liburan? Banyak temen-temen kita yang udah buat jadwal wisata saat liburan ada yang ke Jakarta (Ancol), ada yang ke puncah ada yang di rumah aja(waduh kacian banget gak kemana-kemana hehehehe) dan masih banyak lagi deh rencana-rencana wisatanya. Jujur ana nih kalau si penulisnya juga kebingungan ngisi liburan kemana yang bisa bermanfaat dan tidak melalaikan ke kewajibannya. Hehehehe

Temen saya sih ada yang sudah ke Pare belajar Bahasa Inggris sambil liburan ada juga yang Cimari ikut Islamic Camp. Enak ya liburannya bisa menambah ilmu. Eh kalau saya sih ada tips-tips dan kriteria tersendiri dalam ngisi liburan. Sebagai seorang muslim tentunta kita tak boleh meninggalkan syariat Allah ketika bertamasya. Seperti saat berwisata saking asyiknya melupakan shalat wajibnya. Kemudian yang biasanya shalat dhuha gak pernah telat eh pas liburan juga ikut libur. Atau bagai yang perempuan, pengalaman pribadi gak jauh dariku temen sekelasku sendiri yang biasaynya pake’ kerudung eh pas liburan ke mana gitu mahkota pelindungnya dibuka. Wah kalau begitu liburannya gak malah dapat berkah malah dapat sebaliknya dosa.

Begini sobat, Islam itu sebenernya juga mengatur masalah kita untuk bertamasya sebagi refreshingkita. Ya gak mungkinlah 1 tahun penuh sibuk kerja terus tentu ada waktu beberapa hari untuk menenangkan dan merilekskan pikiran kita. Tapi dalam liburannya jangan sampai melalaikan kewajiban kita. Sebagi umat muslim tentu adalah berdakwah yang hukumnya wajib. Mengatakan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Itu adalah yang utama. Sebagimana dalam sebuah hadist Rosulullah: Ustman bin Madh’un datang kepada Nabi Saw, seraya bertanya, “apakah engkau mengizinkanku untuk melakukan pengibirian’. Rosul bersabda,’Bukan termasuk golonganku orang yang melakukan pengibirian dan meminta untuk dikebiri, sesungguhnya pengibirian umatku adalah berpuasa’. Utsman bertanya lagi:,’ Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk melakukan tamasya?’. Rosul bersabda,’Tamasya umatku adalah berjihad dijalan Allah’...........(lalu Ustman bertanya lagi)", Hadist diriwayatkan oleh [Ibnu Al Mubarok, hal 290 no. 845]
Dari sini kan Rosulullah mengatakan tamasya umat islam adalah berjihad dijalan Allah. Yang salah satunya mencegah dari kemungkaran dan mengatakan yang Ma’ruf. Itu lebih utama.jadi kalau tamasya gak bisa melakukan itu ya tau sendiri kan hadistnya.
Ehm... sobat  masa liburan merupakan saat yang ditunggu-tunggu para siswa untuk melepas lelah, rekreasi atau untuk bersenang-senang setelah mereka sibuk dengan aktivitas sekolah, tugas maupun ujian yang melelahkan fisik dan pikiran mereka. Maka sudah seharusnya sebagai para siswa muslim selalu memanfaatkan masa liburan yang ada untuk hal-hal yang bermanfaat, karena setiap detik dari waktu kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akherat kelak.
Menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat hanya akan menimbulkan penyesalan yang mendalam pada akhirnya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Gunakanlah lima perkara sebelum lima perkara lainnya; gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu; masa hidupmu sebelum masa kematiaanmu; waktu luangmu sebelum waktu sibukmu; waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu; waktu kayamu sebelum waktu miskinmu”.
Aktivitas yang bisa para siswa lakukan untuk mengisi masa liburan, hendaknya merupakan aktivitas yang tidak melalaikannya dari mengingat Allah tetapi aktivitas itu justru akan semakin mengenalkan dan mengingatkannya pada Allah. Oleh karena itu, beruntunglah orang yang selalu mengingat Allah baik di saat luang maupun di saat sempit sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, artinya: ”Kenalilah Allah saat kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu sedang susah”.
Aktivitas-aktivitas yang bisa para siswa lakukan di masa liburannya, diantara adalah:
a) Menuntut ilmu syar'i
Kesibukan para siswa dengan aktivitasnya seperti sekolah, mengerjakan tugas dan ujian kerap kali menghalanginya untuk bisa menghadiri majelis-majelis ilmu syar'i. Oleh karena itu, masa liburan yang cukup panjang ini bisa digunakan untuk menambah pemahaman Diennya dengan hadir di majelis-majelis ilmu. Sudah seharusnya para para siswa bersemangat untuk menuntut ilmu syar'i terutama di masa liburannya ini karena banyaknya keutamaan bagi para penuntut ilmu syar'i.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, yang artinya: ”Dan barang siapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju surga”.
Banyaknya kegiatan majelis ilmu terutama di masa liburan janganlah disia-siakan begitu saja, karena jika masa liburan telah usai, mereka akan disibukkan kembali dengan aktivitas-aktivitas sekolah sehingga waktu mereka untuk bisa hadir dalam majelis-majelis ilmu akan berkurang.
b) Memperbanyak membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an.
Sebagai pedoman hidup kaum muslimin maka sudah seharusnya kaum muslimin konsisten untuk membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an. Masa liburan ini merupakan waktu yang tepat bagi para siswa untuk memperbanyak membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an karena banyaknya keutamaan bagi mereka yang selalu membaca, menghafal, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, artinya: ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”.
Dari Aisyah Radhiallahu 'anha, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Orang yang mahir membaca Al-Qur'an akan bersama kelompok para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dan dia terbata-bata dengan merasa kesulitan dalam membacanya maka dia memperoleh dua pahala”.
Melihat besarnya keutamaan ini maka janganlah sia-siakan waktu hanya untuk berhura-hura mengingat masih banyaknya para siswa yang mereka jarang membuka bahkan membaca Al-Qur'an dengan alasan kesibukan sekolah mereka. Sungguh sangat menyedihkan ketika banyak orang kafir yang mempelajari dan mengagumi Al-Qur'an sementara kita sebagai kaum muslimin tidak mengetahui keagungan Al-Qur'an karena tidak mempelajarinya bahkan menjauhi dan menolak hukum-hukum yang ada didalamnya seperti yang sering terjadi di kalangan kaum muslimin saat ini. Hal ini karena mereka tidak pernah mempelajari Al-Qur'an sehingga tidak mengetahui hikmah di balik hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an.
c) Bersilaturahmi
Masa liburan merupakan saat-saat yang baik untuk mengunjungi, bercengkrama dan bertukar pikiran dengan kerabat maupun saudara. Silaturahmi tidak akan menyibukkan seseorang dari menuntut ilmu, berdakwah atau melakukan kegiatan bermanfaat lainnya karena mengunjungi kerabat dan saudara menyebabkan umur dan rezekinya diberkahi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Barang siapa ingin rezekinya dilapangkan dan umurnya dipanjangkan , hendaklah ia bersilaturahmi”
d) Wisata Alam
Mengunjungi tempat-tempat yang menyuguhkan panorama alam akan menumbuhkan rasa kagum kita pada ciptaan dan kekuasaan Allah. Alam akan mengingatkan kita betapa besar dan agungnya kekuatan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Lihatlah gunung-gunung yang kokoh, deburan ombak yang tiada henti, hamparan laut yang luas dan derasnya aliran sungai, lalu renungkan betapa lemah dan kecilnya diri kita dibandingkan makhluk Allah tersebut, sehingga mengapa kita harus merasa tinggi dan sombong padahal kita tidak mampu merobohkan gunung-gunung, menahan deburan ombak, mengeringkan lautan dan menahan aliran sungai. Renungkanlah pula, gunung-gunung yang besar dan kokoh itupun bersujud pada Allah lalu mengapa banyak manusia yang lemah dan kecil ini enggan untuk bersujud pada Allah? “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Gunakan masa liburan untuk hal-hal yang bermanfaat karena hal itu merupakan salah satu usaha untuk menjadi pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan dan bersemangat untuk melakukan kebaikan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang-orang dan lingkungan sekitar. Melakukan aktivitas yang bermanfaat akan menghindarkan para pemuda dari menyia-nyiakan waktu yang itu merupakan kerugian yang lebih besar daripada menyia-nyiakan harta, karena harta yang hilang bisa dicari namun waktu yang hilang tak mungkin bisa kembali.
Menghabiskan masa liburan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat akan melalaikan para pemuda dari mengingat Allah yang terkadang pikiran akan menjadi lemah, lamban dan hilangnya ide-ide cemerlang yang bisa menjerumuskan para pemuda pada tindakan pengrusakan. Oleh karena itu, para pemuda harus berusaha menjauhi aktivitas-aktivitas yang sia-sia dan tempat-tempat maksiat yang menyebabkan lemahnya iman dan hilangnya ide-ide cemerlang, serta lemahnya pemahaman mereka, sedangkan tajamnya pemahaman hanya bisa diasah dengan memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu.
Bisa dikatakan, sebenarnya kita tidak memiliki masa libur atau cuti sebagaimana yang diberikan oleh manusia kepada kita, karena Allah tidak pernah memberi kita masa libur dari beribadah kepada-Nya dan Allah tidak pernah memberi cuti pada malaikat pencatat amal untuk berhenti bertugas dari mencatat segala amal kebaikan dan keburukan kita. Ingatlah! Malaikat pencabut nyawa setiap saat selalu siap untuk mencabut nyawa kita tanpa mengenal masa libur maupun masa kerja kita. Oleh karena itu, berusahalah selalu untuk memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya di setiap tarikan nafas kita.
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design