• . Pray @ Masjid
    . Sholat berjama'ah di masjid yuk! ^^

Senin, 18 April 2011

SYIRIK KUNO DAN SYIRIK MODERN

Tak hanya zaman dan teknologi yang berkembang menjadi makin modern "syirik" si dosa paling besar itu juga pengin ikutan memodenisir diri.[Masyaallah]

     Syirik adalah dosa besar nomor wahid (satu) karena ulahnya tak tanggung-tanggung, yaitu berani membikin sekutu kepada Allah. Begitu beraninya mereka melecehkan Allah Yang Maha Segalanya itu dengan membikin sesuatu yang dianggap memiliki Allah.

     Maka tersebutlah dai zaman kuno berhala-berhala Arab: Latta, Uzza, Manaat, Hubal, dan lainnya.

  •      Dewa-dewa Hindu : Sang Hyang Syiwa, Brahma, Wisnu, dan lainnya.
  •      Dewa-dewa pemeluk ajaran Budha, Tao, Shinto, Khong Hu Cu, dan lainnya.
  •      Penguasa-penguasa gaib di Jawa : Yai Loro Kidul, Sunan Lawu, Eyang Merapi, dll.
  •      Dewa-dewa Mesir kuno: Ra, Osiris, Isis dll.
  •      Dewa-dewa Yunani kuno: Zeus, Poseidon Appolo, Aprodite, dan lainnya.
  •      Dewa-dewa Persia Kuno: Ahuramazda.
  •      Dewa Jepang Kuno: Ameterazu.
  •      Tuhan Yahudi selain Allah, Uzair anak Allah.
  •      Tuhan Nashara selain Allah, Isa anak Allah.
     Mengapa mereka disebut sekutu Allah? Ya, Sebab mereka disembah, diibadahi, diberi sesaji dan diyakini mampu memberikan manfaat serta menimpakan madharat kepada manusia. Padahal kemampuan itu hanya dimiliki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.      Seluruh aturan berhala itu ditaati, sebab takut kena balak bila menentangnya. Ini hakikat penuhanan kepada selain Allah. Allah berfirman pada surat At-Taubah:31,






اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (menjadikan tuhan) Al-masih ibnu Maryam; padahal tidaklah mereka itu diperintahkan, kecuali agar mengibadahi Tuhan yang Esa; tiada Tuhan selain Dia; Mahasuci Dia dari apa yang mereka sekutukan 
     Orang Nashara sepeninggal Nabi Isa as. , mematuhi dengan membuta apa saja yang diperintahkan oleh pendeta-pendeta mereka untuk mempertuhankan Nabi Isa as., padahal mereka diperintah hanya untuk menyembah Allah Yang Esa Saja.                                                              
     

        Ketaatan membabi buta seperti ini digolongkan pada kelakuan mempertuhankan pendeta-pendeta (manusia), sehingga mereka terjatuh ke dalam kesyirikan. Itulah bentuk kesyirikan yang dilakukan orang Yahudi dan Nashara sampai saat ini. Dengan pengertian ini, maka cukuplah seseorang menjadi syirik, apabila mereka menaati aturan apa saja yang diperintahkan padanya, dan tergolong mempertahankan sesuatu yang ditaatinya itu. Perintah Allah dan Rasul tak diindahkan lagi, karena memilih menaati kepada perintah thaghutnya. Ustadz Abu Bakar Baasyir menegarai bahwa praktek semacam itu juga terjadi dalam pelaksanaan demokrasi, sebagai berikut:
   
      Isme Demokrasi berdoktrin, bahwa "suara rakyat adalah suara Tuhan", itu artinya apa yang dimaui rakyat mutlak harus ditaati. Apabila dalam voting sekelompok rakyat memenangkan 50% + 1, berarti mereka menjadi pemenang dan yang lain wajib mengikutinya, walaupun bathil.
     

     Dengan cara ini, apabila pemenangnya golongan kafir, maka kemauan kafirin yang bathil harus ditaati dan hukum Allah yang haq dicampakkan. Contoh konkrit yang bisa disimak adalah hukum kafir yang menghukum pencuri atau keruptor dengan hukuman penjara, yang mereka katakan lebih manusiawi. Hukum Allah "Potong tangan" yang haq mereka tolak. Akhibatnya, korupsi tak pernah bisa diberantas tuntas, sementara anggaran untuk membuat dan membiayai logistik penghuni penjara sangat besar, namun hasilnya sangan minim. Tak ada penjahat yang kapok. Padahal kalau hukum Allah ditegakkan, koruptor akan dipotong tangannya secara medis yang manusiawi, lalu dilepaskan. Tak perlu biaya besar untuk penjara, dan keruptor akan kapok. Demikian pula yang ingin kerupsi akan ketakutan.
     

      Namun hukum Allah yang haq ini selalu ditolak, ditukar dengan hukum bathil bikinan manusia yang tidak menyelesaikan masalah. Demikian pula kasus perzinaan. Menurut syari'at Allah, pelacur jelas pezina, yang seharusnya dihukum rajam sampai mati. Namun dengan dalih hak asasi manusia, mereka malah dilegalisir sebagai pekerja sex komersial yang tak dikenai sanksi hukum. Kejahatan dan pelecehan sek semakin meraja lela, penyakit akibat sex bebas juga merabak. Hukum Allah yang haq tak pernah diindahkan, bahkan oleh para petinggi yang mengaku muslim dan berpedoman Al-Quran.  Ustadz Abu mengingatkan bahwa siapa pun yang ikut terlibat dalam pemberlakuan hukum bathil ini, di akhirat harus berhadapan dengan hukum Allah, dan ganti akan dihukum bakar hidup-hidup di neraka jahannam. Di dunia mereka boleh teriak lantang girang memenangkan pemilihan, namun di akhirat mereka akan melolong histeris menebus "kesyirikanntya mempertuhankan undang-undang bikinan manusia". Inilah syirik modern yang beliau beri istilah SYIRIK UNDANG-UNDANG.
    

     Namun inilah fakta. Tetapi sekaligus menjadi bukti riil. bahwa mayoritas muslimin negeri masih memberikan dirinya terborgol oleh syirik undang-undang, yang melumat habis sisa imannya.


Astagfirullahal'Adziim!


Na'udzubillah min syarri dzalik!

     Sekali lagi Ustadz Abu meningingatkan seluruh muslimin dari eselon paling atas sampai ke eselon paling bawah, seharusnya segera menanggalkan baju demokrasinya kalau.... ya kalau.... mereka masih ingin mencium semerbaknya jannah, dan merindu lembutnya belai khurin'in.
     Siapakah Anda?



sumber : http://miniaturislam.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design